Kamis, 08 Desember 2011

biologi

Klasifikasi Makhluk Hidup

Pada abad ke 18 (sekitar 250 tahun lalu), Carolus Linnaeus, ahli Botani warga Swedia, memperkenalkan sistem klasifikasi makhluk hidup berdasar kepada penampakan fisiknya. Sebelumnya pun sudah ada metoda klasifikasi namun tidak lengkap dan sebagus yang diusulkan ole Linneaus. Setiap organisme sejenis masuk dalam kelompok species, species kepada genus, setiap genus ke family tertentu; yang urutan klasifikasinya dari atas: kingdom, phylum, class, ordo, family, genus, species. Suatu yang khas terjadi pada masa itu, biologi pun dicampur adukkan dengan teologi, Linneaus pun pernah mengatakan “Tuhan menciptakan, Linnaeus mengklasifikasikan”.

burung pipitbuaya amerikaular boa
apakah ketiga mahluk hidup ini berkerabat dekat?
Kemudian munculah Darwin dengan teori evolusinya bahwa kehidupan di bumi ini berhubugan erat dengan pohon evolusi raksasa, dengan organisme ber-sel satu dibagian akarnya dan species yang survive di masa ini ada di puncaknya. Antara akar dan puncak pohon terdapat jutaan (kalau tidak milyaran) cabang yang menunjukkan masa-masa sejarah berkembangnya evolusi mahluk hidup. Taxonomi dari Linneus ini pun tetap dipakai karena sistem klasifikasi berdasar kemiripan ini sesuai dengan apa yang jadi fakta evolusi juga: mahluk hidup yang mirip cenderung ‘berkerabat dekat’.
Namun perkembangan pesat teori evolusi terutama dengan berbagai penemuan fosil di abad lalu, makin menunjukkan bahwa klasifikasi berdasasar kemiripan dari Linneus ini tidak cukup bagus lagi. Misalnya Willi Hennig, entomolog dari Jerman pada 1960-an memperkenalkan cladistik, suatu metoda penentuan cabang dalam pohon kehidupan. ‘Penyesuaian’ pada metoda taxonomi Linneus ini mengelompokkan organisme berdasar pada leluhurnya dibanding hanya berdasar kemiripan. Namun pembaharuan ini pun dianggap makin membuat kesimpangsiuran oleh saintis yang kemudian memperkenalkan sistem klasifikasi baru yang bernama Phylocode.
Dengan kata lain, kelompok Phylocode beranggapan lebih baik mulai dari awal lagi melakukan klasifikasi mahluk hidup yang bukan berdasar kemiripan seperti yang diusung oleh Linneus hampir 3 abad lalu itu. Salah satu penggagasnya, Jacques Gauthier, berpendapat bahwa biologi telah banyak berubah sejak Darwin, namun system klasifikasinya tidak (baca: taxonomi Linneus).
Tentu saja ini mendapat tentangan yang luar biasa, karena akan membawa dampak pada perubahan radikal, mulai dari penyesuaian buku teks, manual, serta perubahan klasifikasi jutaan mahluk hidup yang pernah dibuat sebelumnya. Seperti biasa kemunculan ide baru dalam sains, selalu ada pihak yang mempertahankan ide lama walau dirasa itu makin kurang memuaskan. Dan biasanya ide baru baru tumbuh subur kalau terjadi ‘proses alamiah’, yaitu melalui pergantian generasi dari para pendukung ide lama. Hal ini berhubung saintis generasi baru biasanya tidak terikat secara emosional dengan ide lama dan biasanya relatif terbuka dengan adanya perubahan.
Sebagai ilustrasi digambarkan tiga sistem klasifikasi mahluk hidup untuk ular boa, buaya amerika dan burung pipit berdasar taxonomy Linneus dan PhyloCode.
linneus

phylocode

Phylocode mengelompokkan ular boa, buaya amerika dan burung pipit dalam satu kelompok kekerabatan yang sama (reptilia), karena berdasar kejadian evolusi mahluk hidup, bahkan kekerabatan burung pipit lebih dekat ke buaya dibanding ke ular boa, sedangkan Linneus tidak melakukannya karena memang dari segi penampakkan fisik sangat jauh berbeda. Perlukah siswa mengetahui debat aktual dalam biologi seperti halnya pada system klasifikasi makhluk hidup? Relevansi memunculkan masalah ini lebih dari sekedar menunjukkan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan, juga memperkenalkan pada siswa bahwa ide-ide dalam sains terus direvisi dengan adanya penemuan baru dan sains pun melakukannya secara reguler.
Tujuan dan manfaat klasifikasi yang ada dalam biologi adalah:
  • Membagi-bagi mekhluk hidup berdasarkan kriteria tertentu, sehingga mudah untuk dikenali baik asal, jenis maupun lain sebagainya
  • Memudahkan dalam mempelajari suatu makhluk hidup yang tidak ada dalam suatu daerah, namun terdapat dalam daerah lain, misal disuatu daerah tidak ada kerbau, tetapi ada sapi. Seorang peneliti ingin kerbau di daerah yang tidak ada kerbau itu dapat meneliti sapi sebagai pengganti kerbau, dalam kasus tertentu.
  • Mengetahui habitat yang cocok untuk suatu spesies makhluk hidup. Misal, karena padi dan jagung masih dalam satu jenis, tentunya habitat padi dan jagung tidak jauh berbeda.
  • Dan masih banyak lagi.
Intinya tujuan pengklasifikasian makhluk hidup dalam biologi adalah untuk memudahkan dalam memanfaatkan makhluk hidup. Pengklasifikasian dalam biologi sendiri tidak terikat dengan aturan tertentu, jadi tergantung pada si pengklasifikasi apa yang akan dia lakukan dengan sistem klasifikasinya.
Misal: pengklasifikasian antara ibu rumah tangga tentu berbeda dengan guru biologi, dalam hal menentukan beberapa jenis tumbuhan. Sebagai contoh aku punya beberapa macam benda:
  • Kacang
  • Tomat
  • Mangga
  • Wortel
  • Pisang
  • Cabai
Sang ibu akan mengklasifikasikannya sebagai berikut;
Buah: Mangga, Pisang
Sayur: Tomat, Wortel
Bahan pembuat sambal: Kacang, Cabai
Sedangkan Guru akan mengklasifikasikan benda-benda diatas menjadi;
Buah: Mangga, Pisang, Cabai, Kacang, Tomat
Umbi: Wortel
Terlihat perbedaannya, dalam tujuan si ibu adalah untuk mengompokkan bahan makanan di atas untuk memasak, sedangkan guru mengklasifikasikannya untuk dipelajari lebih lanjut.
Dasar-Dasar Klasifikasi
BERDASARKAN PERSAMAAN
Kita dapat mengelompokkan maklhuk hidup berdasarkan mersamaannya seperti pada sapi dan kuda.
Dengan mengamati ciri-cirinya kita dapat memasukkan kuda dan sapi kedalam kelompok hewan bertulang belakang, atau kedalam kelompok hewan menyusui (mamalia) karena memiliki kelenjar susu. Kuda dan sapi juga dapat dimasukkan kedalam kelompok hewan tetrapoda (berkaki empat) karena sama-sama memiliki empat kaki.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5eR2AUygCMNixbPQq9CU18i-zCpOHTiUKEE23XSytkon2iDoXQghVfDLETM2Um2ZidKiKQDsxaKb6vcyeljF8S2Y-KENdXZ_bi95vEr55qxKb1emmMOLOoPrsBtQpP9F-h_5c8_DJKXA/s200/6.+KUDA.jpghttp://www.primaironline.com/images_content/200963Sapi.JPG

BERDASARKAN PERBEDAAN
Meskipun kuda dan sapi merupakan satu kelompok hewan mamalia, kita dapat pula memisahkan keduanya sebagai kelompok yang berbeda berdasarkan perbedaan cirinya. Misalnya, kuda memiliki jumlah jari yang ganjil pada setiap kakinya sehingga termasuk kedalam kelompok mamalia berjari ganjil (perisodactya). Sedangkan sapi memiliki jumlah jari yang genap pada setiap kakinya sehingga termasuk kedalam mamalia berjari genap (artiodactyla), demikian pula dengan kambing dan kerbau.

http://karokab.go.id/in/images/stories/potensidaninvestasi_pertanian/kol_bunga.jpg

BERDASARKAN MANFAAT
Pengelompokan merupakan salah satu upaya dalam mengklasifikasi. Hampir setiap orang melakukan klasifikasi terhadap makhluk hidup. Dalam dunia tumbuhan, kita mengkelompokkan mawar, melati, cemara, dan bugenfil sebagai tanaman hias. Kacang, jagung, dan ketela dikelompokkan kedalam tanaman budidaya. Kacang tanah, kacang merah, dan kacang panjang dikelompokkan kedalam kacang-kacangan.
Klasifikasi dapat dilakukan oleh siapa saja asal memiliki dasar dan tujuan yang jelas. Misalnya bayam, kol, kentang, kacang panjang, wortel, dan sawi dimasukkan kedalam kelompok sayur-sayuran. Dasarpengelompokan itu adalah bahwa tanaman-tanaman tersebut dapat digunakan sebagai sayuran, sedangkan tujuannya adalah untuk memudahkan manusia dalam memnafaatkan tanaman-tanaman tersebut sebagai sayuran.

BERDASARKAN CIRI MORFOLOGI DAN ANATOMI
Kalsifikasi ddidasarkan pada persamaan atau perbedaan ciri tertentu. Ciri-ciri yang digunakan terutama adalah ciri anatomi dan morfologi. Morfologi adalah ciri yang tampak di bagian luar tubuh, sedangkan ciri anatomi adalah ciri yang terdapat di dalam tubuh makhul hidup.
Pada tumbuhan ciri morfologi yang dapat digunakan seperti warna bunga, bentuk bunga, bentuk biji, kekerasan biji, bentuk pohon, bentuk daun, dan lain-lain. Atau pada ciri anatomi seperti ada tidaknya kembiun, bentuk berkas pembuluh,

Macam-Macam Klasifikasi
Sudah sejak lama manusia melakukan kegiatan pengklasifikasian. Namun waktu itu sistem klasifikasi belum serumit sekarang. Pengklasifikasian mereka terbatas dengan kriteria-kriteria tertentu saja. Hingga sekarang, setidaknya ada tiga macam kelompok besar klasifikasi:
  • Klasifikasi Alami
  • Klasifikasi Buatan
  • Klasifikasi Filogenetik
Klasifikasi Alami
Sejarah mengatakan bahwa Aristoteles adalah orang pertama yang dianggap menggunakan pengklasifikasian makhluk hidup secara sistematis pada sekitar abad ke 3 sebelum masehi. Menurut klasifikasinya, makhluk hidup dibagi menjadi dua yaitu hewan dan tumbuhan. Kemudian hewan dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya, tumbuhan dikelompokkan lagi berdasarkan ukuran dan strukturnya. Walau banyak sekali kekurangan dalam klasifikasi ini, namun klasifikasi ini masih tetap digunakan hingga Carl Von Linne mengenalkan klasifikasi barunya.
Klasifikasi Buatan
Jenis klasifikasi ini diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707 - 1778), ilmuwan Botani berkebangsaan Swedia. Sumbangan paling penting Linne adalah sistem penamaan yang baru terhadap spesies. Dia mengusulkan untuk menamakan spesies dengan dua bagian kata, sehingga akan lebih mudah dihafal daripada sistem penamaan yang sebelumnya. Sistem penamaannya ini disebut dengan binomial nomenklatur (penamaan dengan dua nomial). Kata yang digunakan dalam sistem penamaan ini adalah kata dari bahasa Latin atau yang dilatinkan, untuk alasan ini dia melatinkan sendiri namanya menjadi Carolus Linnaeus. Tujuan digunakannya satu akar bahasa dalam penamaan spesies adalah agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam mengartikan nama spesies, mungkin sama dengan kasus digunakannya bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional.
Linne sendiri memiliki klasifikasi baru, klasifikasinya disebut dengan Klasifikasi Buatan, maksudnya klasifikasi dibangun atas dasar morfologi tubuh makhluk tanpa memperhatikan persamaan struktur yang mungkin dapat menunjukkan adanya kekerabatan. Sebagai contoh, Linne mengelompokkan tumbuhan berdasarkan pada warna bunga, bentuk putik, benang sari, lama pemasakan dan sebagainya.
Klasifikasi Filogenetik
Klasifikasi ini muncul karena ada pandangan baru Darwin tentang makhluk hidup. Sebelum Darwin menyatakan tentang teori evolusinya yang menggemparkan, ada anggpan bahwa makhluk hidup sekarang sama dengan makhluk yang ada pada zaman dahulu. Namun Darwin menyangkal hal ini dengan teori evolusinya, menurutnya makhluk hidup dulunya tidak seperti yang ada saat ini.
Pandangannya itu dimasukkan dalam bukunya yang diberi judul The Origin pada tahun 1859. Pendapatnya mendapatkan tentangan dari para pemuka agama, karenya dinyatakan menyalahi aturan Tuhan. Namun toh, teorinya ini makin berkembang dan meluas.
Karena para ahli Biologi menganggap kalau teori Darwin adalah benar (karena disertai juga dengan bukti-bukti yang tidak/belum terbantahkan), mereka menggunakan teori evolusi Darwin ini sebagai dasar pengklasifikasian yang baru. Bentuk klasifikasi ini disebut dengan Klasifikasi berdasarkan filogeni yaitu klasifikasi yang didasarkan dengan memperhatikan keturunan dan hubungan kekerabatan, sehingga dapat disimpulkan klasifikasi ini mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan. Hal-hal yang umum diperhatikan dalam pengklasifikasian bentuk ini adalah:morfologi, anatomi, fisiologi dan tingkah laku.
PERKEMBANGAN KLASIFIKASI FILOGENETIK

Sistem Dua Kingdom
- Dikemukakan oleh Aristoteles
- Dibagi menjadi 2 kingdom
1. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
Ciri–ciri : memiliki dinding sel, berklorofil,
mampu berfotosintesis
2. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
Ciri–ciri : tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil,
mampu bergerak bebas

Sistem Tiga Kingdom

• Dikemukakan oleh Ernst Haeckel
• Dibagi menjadi 3 kingdom :

1. Kingdom Protista
Ciri : uniseluler atau multiseluler
2. Kingdom Plantae
Ciri : autotrof, eukariot multiseluler, reproduksi
dgn spora
3. Kingdom Animalia
Ciri : heterotrof, eukariot multiseluler.

Sistem Empat Kingdom

Dikemukakan oleh Herbert Copeland
Dibagi menjadi 4 kingdom :

1. Kingdom Monera, ciri-ciri memiliki inti tanpa
membran inti (prokariotik)

2. Kingdom Protista, terdiri dari organisme bersel satu
dan bersel banyak
3. Kingdom Plantae, terdiri dari jamur, tumbuhan
lumut, tumb. paku, tumbuhan
biji
4. Kingdom Animalia, terdiri dari semua hewan dari
protozoa sampai chordata

Sistem Lima Kingdom

Dikemukakan oleh Robert H. Whittaker
Dibagi menjadi 5 kingdom :

1. Kingdom Monera, ciri : prokariotik
(Archaebacteria dan Eubacteria)
2. Kingdom Protista,
Ciri : uniseluler/multiseluler, eukariotik
3. Kingdom Fungi,
Ciri : eukariotik, heterotrof, tidak berklorofil,
ddg sel dari zat kitin.
4. Kingdom Plantae,
Ciri : uniseluler/multiseluler, eukariotik, autotrof
5. Kingdom Animalia,
Ciri : multiseluler, eukariotik, heterotrof

Sistem Enam Kingdom

Dikemukakan oleh Carl Woese
Dibagi menjadi 6 kingdom :
1. K. Plantae (Tumb.),
ciri : autotrof, eukariot multiseluler, bereproduksi dgn spora.
2. K. Animalia (Hwn),
ciri : heterotrof, eukariot multiseluler
3. K. Eubacteria (Bakteri),
ciri : prokariotik bersel satu
4. K. Archaebacteria (Prokariot)
(berbeda dengan bakteri dalam hal transkripsi dan translasi
genetik)
5. K. Protista (Eukariot bersel satu)
6. K. Fungi : eukariotik osmotrofik bersel satu /banyak







Klasifikasi dalam Biologi Modern
Dalam biologi, cabang ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk klasifikasi disebut dengan taksonomi. Dalam pengklasifikasian makhluk hidup, semakin banyak persamaan antara organisme yang dibandingkan maka makin dekat kekerabatannya.
Makhluk hidup yang memiliki kesamaan tertentu akan dimasukkan dalam satu (tingkat)kelompok tertentu, kemudian dalam kelompok itu akan dibagi lagi berdasarkan kesamaan yang lebih spesifik. Misalnya kita memiliki hewan-hewan
  1. Anjing
  2. Kucing
  3. Lele
  4. Tongkol
  5. Kodok
  6. Kadal
  7. Buaya
  8. Sapi
  9. Cicak
  10. Ayam
Semua hewan-hewan diatas masuk dalam satu (tingkat)kelompok yaitu Vertebrata. Kelompok hewan ini dibagi lagi menjadi:
Mamalia
Reptil
Pisces
Amphibia
Aves
Anjing
Kadal
Lele
Kodok
Ayam
Kucing
Buaya
Tongkol


Sapi
Cicak



Pengelompokan diatas dengan kriteria tertentu, semua hewan diatas masuk kelompok vertebrata karena mereka semua memiliki tulang belakang. Anjing, kucing dan sapi masuk kelompok mamalia karena memiliki kelenjar susu(mammae), kadal, buaya dan cicak masuk ke reptil karena bergerak secara melata, lele dan tongkol masuk pisces karena memiliki alat pernapasan berupa ingsang, kodok masuk amphibia karena mengalami metamorfosis sempurna dan hidup di lingkungan yang relatif berbeda antara saat menjadi "bayi" dan dewasanya, sedangkan ayam masuk aves karena memiliki alat gerak berupa sayap untuk terbang(walau ada juga aves yang tak bersayat atau tidak bisa terbang). Semuanya dikelompokkan pada kriteria tertentu untuk memudahkan dalam mempelajari organisme yang satu kelompok dengannya, missal akan mempelajari pernapasan buaya, karena takut akan digigit buaya, cicak atau kadal dapat menggantikan peranannya(buaya) untuk dipelajari.
Tahapan dalam Klasifikasi
Apabila kalian cermati, kalian akan melihat makhluk hidup di alam ini beraneka ragam. Makhluk hidup yang beraneka ragam jenis ini memiliki persamaan dan perbedaan ciri khas. Berdasarkan hal itu, makhluk hidup dapat digolongkan kepada golongan tertentu. Proses pengaturan atau penggolongan makhluk hidup dalam kategori golongan yang bertingkat disebut klasifikasi. Hasil dari proses tersebut berupa sistem klasifikasi.  Klasifikasi mempermudah kita dalam mempelajari dan menyederhanakan obyek studi.
Artinya, mengamati dan mempelajari satu jenis makhluk sudah mewakili semua makhluk yang berada dalam satu tingkat pengelompokan. Cabang biologi yang khusus mempelajari klasifikasi disebut taksonomi.  Pengelompokam makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu dikatakan sebagai klasifikasi. Adapun dasar-dasar yang dapat digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup seperti berikut ini.
1.4.1. Berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri morfologi
Coba kalian amati ayam dan bebek yang berada di lingkungan sekitar kalian, keduanya dikelompokkan dalam unggas karena adanya persamaan ciri morfologi. Tetapi keduanya juga memiliki perbedaan, sehingga ayam dan bebek merupakan golongan berbeda seperti terlihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2. Persamaan dan perbedaan ciri morfologi
Ciri-ciri
Ayam
Bebek
Persamaan:
1. Tulang
Belakang
2. Jumlah
kaki
3. Jantung
4. Bulu
Perbedaan:
1. Paruh
2. Kaki


1.4.2. Berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia
Pengelompokan makhluk hidup dapat dilakukan berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia, yaitu menguntungkan atau merugikan, atau dapat juga berdasarkan fungsinya sebagai tanaman sayuran, obat-obatan, pangan, beracun. Sebagai contoh kelompok tanaman peneduh: akasia, mahoni, asem, talok, dan beringin; kelompok tanaman hias: mawar, melati, anggrek, dan suplir.
Klasifikasi atas dasar peranannya dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan pengelompokan tersebut jelas. Contohnya, padi, jagung, singkong, dan sagu dikelompokkan dalam tumbuhan sumber bahan pangan. Contoh lain, yang tergolong hewan ternak antara lain sapi, kambing dan ayam.
1.4.3. Berdasarkan ciri anatomi suatu makhluk hidup
Klasifikasi berdasarkan ciri anatomi lebih ditekankan pada ciri-ciri yang terdapat dalam organ tubuh makhluk hidup atau pada struktur penyusun tubuhnya. Sebagai contoh, klasifikasi berdasarkan anatomi batang tumbuhan:
a. Tumbuhan memiliki kambium pada batang sehingga batang dapat bertambah besar, misalnya jambu, mangga, rambutan, jati, dan jeruk.
b. Tumbuhan yang tidak memiliki kambium batang sehingga batang tidak dapat bertambah besar, misalnya jagung, padi, dan rumput.
Hewan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri anatomi. Misalnya, klasifikasi pada hewan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang terbagi menjadi Avertebrata (tidak bertulang belakang) dan Vertebrata (bertulang belakang).
1.4.4. Berdasarkan ciri biokimia
Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong perkembangan klasifikasi makhluk hidup. Artinya, tidak hanya ciri-ciri yang mudah diamati saja digunakan untuk klasifikasi, namun dapat juga berdasarkan sifat biokimia dalam tubuh makhluk hidup tersebut. Sifat biokimia ini dimulai dari molekul, DNA, dan membran sel yang dapat digunakan sebagai dasar pengelompokan.
Urutan Tingkatan Takson dalam Klasifikasi
Dalam klasifikasi biologi modern, ada aturan tingkat pengelompokan makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan ini disebut takson(jamak:Taksa). Takson bertingkat-tingkat, semakin tinggi tingkat takson maka makhluk hidup yang ada dalam tingkat takson tersebut makin banyak dan perbedaannya pun semakin banyak. Semakin rendah tingkat takson maka jumlah makhluk hidup semakin sedikit dan persamaannya semakin banyak serta perbedaannya semakin berkurang. Tingkatan-tingkatan takson tersebut adalah(diurutkan dari yang paling bawah);
  • Species (Spesies)
  • Genus (Marga)
  • Familia (Suku)
  • Ordo/Order (Bangsa)
  • Class/Classis (Kelas)
  • Divisio atau Phyllum
    • Divisio: Divisi, digunakan untuk tumbuhan
    • Phyllum: Filum, digunakan untuk hewan.
  • Kingdom (Kerajaan/Dunia)
Species (Spesies)
Merupakan tingkatan takson yang paling rendah. Kadang kala ada kebingungan antara nama spesies dan spesies. Coba tebak, di bawah ini manakah yang masuk spesies dan mana yang masuk nama spesies:
  • sapiens
  • Musa paradisaca
  • Cocos nucifera
  • lupus
  • sativa
Betul sekali (kalau jawabanmu betul), Musa paradisaca, Cocos nucifera merupakan nama spesies sedangkan sapiens,lupus, dan sativa merupakan spesies. Karena kesimpang siuran inilah, saya lebih suka menyebut spesies dengan spesifikasi sedangkan nama spesies ya nama spesies. Karena kalau dipikir-pikir lagi, spesies memang sangat spesifik dimiliki oleh satu organisme.
Organisme dapat dikatakan dalam satu spesies, jika dia dikawinkan dengan sesamanya dapat menghasilkan keturunan. Dan keturunannya tersebut dapat menghasilkan keturunan lagi. Fertil-lah istilahnya. Jadi antara ayam hutan dan ayam kampung memang bisa kawin dan menghasilkan keturunan, tapi keturunannya itu tidak subur dan tidak akan menghasilkan keturunan.
Walau dikata spesies/spesifikasi merupakan tingkat takson yang paling rendah, masih bisa dibagi lagi menjadi ras atau varietas, tentunya apabila spesies tersebut memiliki banyak variasi. Kadang hanya disebut variasi saja. Misal, ada padi raja lele, sumedang, wangi dan lain sebagainya.
Genus (Marga)
Berada satu tingkat diatas spesies, genus terdiri atas beberapa spesies yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Contoh, kucing dan harimau masuk dalam satu genus(Felis) karena kesamaannya dalam hal bentuk muka.
Familia (Suku)
Diatas Genus ada Familia, suku biasanya digolongkan berdasarkan bentuk tubuh. Contoh Familia, Gramineae, Palmae, Moraceae, Canidae, Zingiberacae. Umumnya nama dalam Familia diakhiri dengan "~ae"
Ordo (Bangsa)
Ordo merupakan kumpulan dari Familia. Contoh Ordo, Carnivora, Poales, Primata. Umumnya nama Ordo diakhiri dengan "~es" untuk tumbuhan, sedangakan untuk hewan kebanyakan tidak beraturan.
Classis/Class (Kelas)
Lebih tinggi daripada Ordo, contoh nama Class, Monocotyledoneae(Liliopsida), Dicotyledoneae(Magnoliopsida), Mammalia, Amphibia, Reptile, dan Aves. Umumnya nama kelas untuk tumbuhan diakhiri dengan "~eae" sama dengan Familia, tapi ngga usah kawatir. Jumlah Class lebih sedikit dari pada jumlah Familia
Phyllum/Divisio (Filum/Divisi)
Pada tingkat takson ini ada sedikit pengecualian. Untuk organisme yang mirip sekali dengan hewan, maka menggunakan Phyllum. Sedangkan untuk organisme yang sangat mirip dengan tumbuhan menggunakan Divisio.
Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan ini merupakan yang paling puncak. Jumlah kingdom tergantung pada ilmuwan yang menggunakannya. Ada yang 2, 3, 4, 5 dan 6. Untuk Samudra's Blog akan menggunakan yang 6 kingdom (Animalia, Plantae, Monera, Protista, Fungi dan Virus). Tapi kebanyakan sumber di Internet menggunakan 2 Kingdom(Plantae dan Animalia).
Sebenarnya jumlah kingdom yang digunakan terserah saja. Tapi jika menggunakan kingdom yang berbeda, mungkin akan ada pergeseran tingkatan takson. Misalnya, ketika menggunakan 2 kingdom Protozoa adalah nama Phyllum, tapi ketika berpindah ke 5/6 kingdom Protozoa bukan nama Phyllum, hanya sebagai nama kelompok saja. Sebagai komensasi dari menghilangnya Protozoa dari tingkatan takson, tingkatan takson yang berada di bawah Protozoa sebelumnya Kelas menjadi Phyllum, misal Mastigophora(Flagellata), Sarcodina(Rhizopoda), Ciliophora(Ciliata) dan Sporozoa.
Dalam melakukan pengelompokkan organisme dimulai dengan tingkatan takson yang paling atas(Kingdom). Kemudian dirunut terus ke bawah. Jika pada tingkat takson tertentu tidak atau belum ada yang memenuhi ciri-ciri yang ada, bisa dibuatkan nama/kelompok yang baru, biasanya sangat bawah sekali (mungkin antara Genus dan Famili).
Dalam beberapa kasus, ditemukan adanya sub-sub pada tingkat takson tertentu. Biasanya, Sub-Phyllum, Sub-Classis, dan Sub-Ordo. Hal ini muncul karena pada setelah suatu tingkat(misal, Phyllum) sekelompok organisme memiliki kesamaan ciri tertentu yang tidak masuk dalam tingkat takson dibawahnya tapi sebagian dari kelompok tersebut masih memiliki kesamaan juga dengan tingkat takson di bawah Phyllum tadi. Istilah singkatnya perpanjangan pada salah satu tingkat takson.
Misalnya saja Phyllum Chordata dibagi menjadi Sub-Phyllum
  1. Sub Filum Hemichordata
  2. Sub Filum Urochordata
  3. Sub Filum Cephalochordata
  4. Sub Filum Vertebrata
Sub Phyllum Vertebrata dibagi lagi(tidak dimasukkan dalam tingkatan takson) berdasarkan alat gerak ketika dewasa. Pisces dan Tetrapoda.
Identifikasi Makhluk Hidup
Identifikasi Hewan dan Tumbuhan
Identifikasi makhluk hidup berarti suatu usaha menemukan identitas suatu makhluk hidup. Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling populer yakni dengan membandingkan tumbuhan/hewan yang ingin diketahui dengan gambar didalam buku atau antara tumbuhan dengan material herbarium yang sudah diketahui identitasnya.
Cara yang paling cepat dan memuaskan hasilnya adalah dengan pergi ke lapangan bersama seorang ahli yang benar-benar mengetahui tentang berbagai jenis tumbuhan/hewan.
Perlengkapan yang sering digunakan dalam melakukan identifikasi adalah buku kunci (kunci dikotomis/kunci determinasi). Untuk memahami buku kunci seseorang harus memahami sifat dan keragaman bentuk serta ukuran tumbuhan/hewan yang diidentifikasi.
Identifikasi pada hewan dapat dilihat melalui bagian tubuh yang menunjukan sifat-sifat khusus penunjuk adanya keragaman morfologis, antara lain:
·         susunan kulit dan modifikasinya,
·         susunan alat gerak,
·         susunan bagian-bagian tubuh (kepala-badan-ekor) dan modifikasi hubungannya,
·         susunan endoskeleton,
·         susunan gigi,
·         lubang hidung,
·         susunan alat pendengaran bagian luar,
·         susunan mata, dan lain-lain.

Identifikasi pada tumbuhan dapat dilakukan dengan melihat bagian tubuh tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai penunjuk adanya keanekaragaman tumbuhan, misalnya sifat-sifat morfologi yang ditampakkan oleh:
1.      Daun:
1.      tata daun
2.      bentuk daun (margo folii)
3.      bentuk tepi daun
4.      pangkal dan ujung daun(basis folii dan apex folii)
5.      pertulangan daun (nervatio)
6.      sifat-sifat permukaan daun
2.      Bunga:
1.      bagian-bagian bunga
2.      bagian organisasi bunga
3.      tata dan susunan bunga
3.      Buah, ranting, kulit batang dan sifat akar tumbuhan.

Kunci determinasi adalah kunci yang digunakanuntuk menentukan filum, kelas, ordo maupun spesies. Dasar yang digunakan dalam kunci determinasi adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kunci dikotom adalah:
1.      Kunci harus dikotom
2.      Kata pertama dari tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik.
Contoh:
1.      Tumbuhan berumah satu....
2.      Tumbuhan berumah dua....
2.      Kedua pilihan/bagian dari kuplet harus kontradkitif , sehingga satu bagian bisa diterima dan yang lain ditolak.
3.      Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relatif dalam kuplet, contoh: panjang daun 4-8 cm, daun besar/kecil.
4.      Kuplet memuat pernytaan yang positif, contoh: letak daun berhadapan, dalam lingkaran. Bukan: letak daun tidak berhadapan.
5.      Gunakan sifat-sifat yang biasa diamati, misalnya dari sifat vegetatif yang mudah diamati.
6.      Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.
7.      Setiap kuplet diberi nomor.
8.      Buat kalimat-kalimat pernyataan yang pendek.


rumus fisika getaran

Periode Getaran


Dengan ketentuan:
  • \!T = Periode (sekon)
  • \!t = Waktu (sekon)
  • \!n = Jumlah getaran

 Frekuensi Getaran

\!f=\frac{n}{t}

Dengan ketentuan:
  • \!f = Frekuensi (Hz)
  • \!n = Jumlah getaran
  • \!t = Waktu (sekon)

[sunting] Periode Getaran

\!T=\frac{1}{f}

Dengan ketentuan:
  • \!T = periode getaran (sekon)
  • \!f = frekuensi(Hz)

[sunting] Hubungan antara Periode dan Frekuensi Getaran

Terdapat 2 rumus, yaitu:
  • \!T=\frac{1}{f}
  • \!f=\frac{1}{T}
Dengan ketentuan:
  • \!T = periode (sekon)
  • \!f = frekuensi (Hz)